Langsung ke konten utama

Postingan

Untuk 51 Jiwa

Mereka datang menghadap-Mu Ke rumah-Mu Mengingat-Mu Menyebut nama-Mu Lalu Engkau panggil ke sisi-Mu Apalah rahasianya Hingga mereka begitu taqwa Dalam ruang-ruang yang tak terlihat mata Dalam hati dan pikiran yang tak terindra Dalam waktu-waktu saat hanya dengan-Mu berdua Hingga Engkau mencintai mereka Sebegitu rupa Allah, izinkan aku Memiliki cukup waktu Untuk terus mendekat pada-Mu Sampai selekat itu
Postingan terbaru

Anak Abi

⁣ "Kalau menurut Iffah, tema adab pergaulan dalam Islam itu isinya apa?" tanya abi pagi itu sambil membuat tayangan presentasi. ⁣ ⁣ "Hmm... nggak boleh berprasangka, rendah hati, tolong menolong, saling menasehati," jawabku, sambil dalam pikiran mengabsen topik mainstream semacam ikhtilat, khalwat, hijab, ghaudul bashar, dll dsb yang sering ada di akun-akun dakwah. ⁣ ⁣ Aku tidak tahu apakah pertanyaan itu tes atau apa, apakah abi kecewa atau bangga mendengar jawabannya. Tapi kemudian abi menimpali, "Iya, kan? Abi kemarin dikirimi tema itu, terus abi bales kayak gitu. Malah dibales, tapi tolong ditambahi materi adab pergaulan dalam Islam ya Pak." Kami berdua tertawa. ⁣ ⁣ "Kok kita bisa sehati gini sih, Bi?" ucapku masih tertawa. ⁣ ⁣ "Abi tahu sih maksudnya materi yang diminta kayak apa," lanjut abi cengengesan. ⁣ ⁣ Emang ya, aku ini anaknya abi.

Antara Bersyariah dan Manusiawi: Berbanding, Bertanding, Atau Bersanding?

"NKRI Bersyariah ATAU Ruang Publik yang Manusiawi?" Begitulah Denny JA menuliskan judul artikelnya yang harus dikupas dalam lomba menulis kebangsaan. Saya sama terkejut dan bingungnya dengan Anda tatkala membaca judul yang sangat 'berani' tersebut. Apalagi dengan menggunakan huruf kapital pada kata 'atau', judul itu tidak hanya membandingkan, tapi menandingkan syariat Islam dengan kemanusiaan. Lebih 'berani'nya lagi, menjadikannya sebagai tulisan untuk diulas dalam lomba KEBANGSAAN. Seperti apa argumen yang Denny JA sajikan untuk menyatakan bahwa ajaran agama yang bervisi menyempurnakan akhlaq dan menjadi rahmat bagi semesta alam tidak manusiawi?  Anda bisa membaca artikel lengkapnya di laman Persatuan Wartawan Indonesia, halaman Facebook Denny JA, atau Anda bisa membaca ringkasannya di sini. Pada awal artikel, Denny JA menyebut nama Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sering membawa narasi NKRI bersyariah. Namun narasi hanya sebatas narasi. HRS tidak per

Berterimakasih Atas Kesempatan

Saya mensyukuri 22 tahun yang terlewati. Saya bersyukur lahir dari orang tua yang terbiasa sibuk. Sampai usia ini, mereka masih sehat wal afiat dan jauh lebih enerjik dari anak-anaknya. Saya bersyukur lahir menjadi anak sulung. Tempat orang tua bercerita, bertanya, dan berdiskusi. Saya bersyukur atas semua pengalaman. Pengalaman menyenangkan yang membuat berulang-ulang mengenang. Juga pengalaman tidak menyenangkan yang menjadi pelajaran. Saya mensyukuri setiap keputusan yang tidak mungkin diralat. Waktu tidak akan pernah bisa berhenti atau diulang, dan bahkan hal paling bodoh yang saya lakukan mungkin jauh lebih baik daripada terlambat menyadari kalau itu salah dan melakukannya di masa depan. Saya mensyukuri setiap kejadian. Termasuk saat bencana terjadi, gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Saya bersyukur karena keluarga kami lebih dari baik-baik saja. Ummi dan adik memang trauma. Tapi alhamdulillah kami punya kesempatan untuk berbuat baik lebih banyak. Waktu gempa bumi terjadi, s

Pertarungan Dalam Keluarga

Sejak SD, saya ingin sekali membuat cerita pertarungan antara dua orang yang memiliki hubungan keluarga, dan tokoh protagonisnya yang lebih muda. Mengapa? Karena itu akan sangat emosional dan bikin nyesek, membuat cerita begitu berkesan dan membekas. Berikut ini kisah-kisah pertarungan dalam keluarga yang pernah saya baca: 1. Pejuang kemerdekaan vs mata-mata belanda Saya pernah membaca cerita, salah satu dialog tokohnya menceritakan secuplik kisah yang menurut saya pantas dijadikan cerita utama. Kisah ini menceritakan seorang anak laki-laki yang merupakan pejuang kemerdekaan mendapat tugas membunuh ayahnya yang mata-mata belanda. Tugas yang logis. Tapi kejam. Dan dia dengan jujurnya mengatakan itu pada ayahnya. 2. Pengusaha belanda vs santri pejuang Kalau yang ini ada di novel Bulan Mati di Javasche Oranje-nya Afifah Afra yang legend banget itu. Di akhir, Hamzah Ikhwani bertemu ayannya, William Rijkaard. Saat semua santri dan pengajar pesantrennya sudah terbunuh pasukan belan

Stereotype Film

1. Film Barat Kalo nggak adegan pacaran, ya bunuh-bunuhan. Tokoh utama dijamin selamat dan menang. 2. Film Korea Cowok kaya dan ganteng naksir cewek bokek tapi cantik dan baik hati. 3. Film Jepang Kalo film laga, perheronya gantian kenalan. Kalo film romantis, cowok hits suka sama cewek cupu. 4. Film Indonesia Rebutan pasangan, rebutan warisan, rebutan perusahaan yang nggak jelas kerjanya apa. 5. Film India Nari-nari, nyanyi-nyanyi, orang beda agama berantem, pendidikannya nggak humanis, polisinya suka pungli.

Setelah Melewati Waktu

Aku melakukan banyak kesalahan. Aku melewatkan banyak kesempatan. Tapi aku tidak pernah berharap satu kalipun bisa mengulang waktu. Itu dulu. Sekarang, setiap kali ada sesuatu yang kusesali atau kukesali dari diriku sendiri, aku selalu bertanya-tanya apa hikmahnya, apa maksudnya.