Langsung ke konten utama

Mengapa Harga Darah Mahal?



Service Cost atau Biaya Pengolahan Darah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1990, tentang Transfusi darah. SK Dirjen Yan Med No. 1147/YANMED/RSKS/1991
Keberhasilan penyelenggara upaya kesehatan transfusi darah sangat berkaitan dengan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan pengelolaanya, yang pada hakekatnya kesemuanya itu memerlukan biaya

Oleh karena itu dalam upaya mengemban tugas tersebut, maka PMI menarik Service Cost kepada pasien yang menggunakan darah di rumah sakit, dengan berdasarkan ketentuan tersebut.

Servive Cost atau Biaya Pengelolaan Darah adalah biaya yang ditagih kepada orang sakit yang memakai darah di rumah sakit.

Pengelolaan darah adalah usaha untuk mendapatkan darah sampai dengan darah siap pakai untuk orang sakit meliputi :

* Merekrut donor
* Mengambil darah
* Melakukan pemerikasaan uji saing
* Memisahkan darah donor menjadi komponen darah
* Melakukan pemeriksaan golongan darah
* Melakukan pemeriksaan kecocokan darah dan pasien
* Dan lain-lain

Untuk tugas-tugas tersebut diperlukan sarana penunjang : alat-alat laboratorium, reagnesia-reagnesia, dan lain-lain serta petugas yang mengerjakan tugas-tugas tersebut, misalnya

* Jarum
* Kantong darah
* Sarana lai untuk mengambil darah
* Reagnesia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien
* Alat-alat untuk menyimoan dan pemisahan darah menjadi komponen
* Sarana-sarana untuk pemeriksaaan tersebut
* Biaya pegawai PMI yang melaksanakan tugas, dll

Perhitungan biaya pengelolaan darah ditetapkan berdasarkan atas komponen-komponen sebagai berikut : Komponen atas bahan dan alat habis pakai, Komponen administrasi, Komponen Jasa PMI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).