Langsung ke konten utama

Tugas Biologi Bu Dhani

Pemencaran Tumbuhan Dengan Bantuan Faktor Luar

a. Anemokori

Pemencaran biji dengan bantuan angin. Biji dapat terpencar jauh dari induknya.
Dengan cara ini, alat pemencaran mempunyai ciri sebagai berikut :

Ø biji kecil dan ringan, contoh : biji anggrek dan spora jamur

Ø biji berbulu atau berambut, contoh : alang-alang (Imperata cylindrica) dan kapok (Ceiba pentandra)

Ø biji bersayap, contoh : mahoni (Sweitenia mahagoni) dan damar (Agathis alba) buah bersayap, contoh : meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae

Ø biji terpencar karena tangkainya tergoyang angin, contoh : Opium (Popover somniferum)

b. Hidrokori

Pemencaran biji dengan bantuan air. Bijinya mempunyai ciri ringan dan embrio/lembaganya mempunyai pelindung yang baik. Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio.
Contohnya : kelapa (Cocos nucifera), nyamplung (Calophylum sp).

c. Zookori

Pemencaran dengan perantaraan hewan.

Ø Ornitokori : pemencaran dengan perantaraan burung. Biasanya bij tanaman ini tidak dapat dicerna dan akan keluar bersama kotoran burung. Contoh : beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp).

Ø Kiroptorokori : pemencaran dengan perantaraan kelelawar. Contoh : jambu biji (Psidium guajava), pepaya (Carica papaja).

Ø Entomokori : pemencaran dengan perantaraan serangga. Contoh : wijen (Sesamum sp), tembakau (Nicotiana tabacum).

Ø Mammokori : pemencaran dengan perantara mamalia. Contoh : kopi (Cofea tanaman sp), delima.

d. Antropokori

Pemencaran dengan perantaraan manusia.

Ø Pemencaran secara sengaja. Contoh : kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia.

Ø Pemencaran secara tidak sengaja. Contoh : biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana.

Ciri-Ciri dan Perbedaan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua

Pada tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.

Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :

1. Bentuk akar

Ø Monokotil : Memiliki sistem akar serabut

Ø Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang

2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun

Ø Monokotil : Melengkung atau sejajar

Ø Dikotil : Menyirip atau menjari

3. Kaliptrogen / tudung akar

Ø Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra

Ø Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar

4. Jumlah keping biji atau kotiledon

Ø Monokotil : satu buah keping biji saja

Ø Dikotil : Ada dua buah keping biji

5. Kandungan akar dan batang

Ø Monokotil : Tidak terdapat cambium

Ø Dikotil : Ada cambium

6. Jumlah kelopak bunga

Ø Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga

Ø Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima

7. Pelindung akar dan batang lembaga

Ø Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza

Ø Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil

8. Pertumbuhan akar dan batang

Ø Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Ø Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

A. Contoh tumbuhan monokotil :

Ø Kelapa, Jagung, dan lain sebagainya.

B. Contoh tumbuhan dikotil :

Ø Kacang tanah, Mangga, Rambutan, Belimbing, dan lain-lain.

Dikotil dan Monokotil

Tumbuhan dikotil dikelompokan menjadi 5 suku, yaitu :

1. Jarak-jarakan (Euphorbiaceae), ex : jarak, ubi, karet

2. Polong-polongan (Leguminoceae), ex : pete, kacang

3. Terung-terungan (Solanaceae), ex : terong, cabe, tomat

4. Jambu-jambuan (Myrtaceae), ex : jambu biji, jambu air

5. Komposite (Compositae), ex : bunga matahari

Jenis tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) yang memiliki akar serabut dikelompokkan menjadi beberapa suku yaitu :

a. suku jahe-jahean (Poaceae / Gymnospermae) : jahe, lengkuas, dan kencur

b. suku bakung-bakungan (Amarillidaceae) : bakung, bawang putih, bawang merah, dan bawang Bombay

c. suku pisang (Musaceae) : pisang dan pisang kipas

d. suku nanas (Bromeliceae) : nanas

e. suku palem (Palma) : padi, palem gebang, kelapa, kelapa sawit, rotan, aren, salak sagu dan waregu

f. suku anggrek (Orchidaceae) : anggrek bulan, anggrek merpati, anggrek panda dan vanili


Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2104492-contoh-tumbuhan-monokotil/#ixzz1LkQX1GwM

http://kamusinfo.blogspot.com/2010/01/pemencaran-organisme.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/tumbuhan-dikotil.html

http://organisasi.org/ciri_ciri_dan_perbedaan_tumbuhan_pohon_monokotil_dan_dikotil_biji_berkeping_satu_dan_dua_ilmu_sains_biologi

Arina Dina Hanifa

XB/04

SMA Negeri 4 Yogyakarta

Senin, 2 Mei 2011 - Senin, 9 Mei 2011

Tugas Biologi

1. Faktor-faktor yang membantu pemencaran biji

2. Perbedaan monokotil dan dikotil

3. Pembagian famili pada kelas dikotil dan monokotil, sebutkan contoh speciesnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).