Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Bangkitlah Negriku - Shoutul Harakah

Tatap tegaklah masa depan Tersenyumlah tuk kehidupan Dengan cinta dan sejuta asa Bersama membangun Indonesia Pegang teguhlah kebenaran Buang jauh nafsu angkara Berkorban dengan jiwa dan raga Untuk tegaknya keadilan Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang Selama matahari bersinar Selama kita terus berjuang Selama kita satu berpadu Jayalah negeriku jayalah! ...

Dirgahayu Ibu

Puluhan tahun merawat kami Ratusan doa mengiringi langkah kami Ribuan dukungan mendorong kami Jutaan cinta mengasuh kami Milyaran keikhlasan membimbing kami Tak terhingga kesabaran mendidik kami Tak terhitung lelah membina kami Hari ini genap 42 tahun umurmu, Ibu Terimakasih atas kasih sayangmu yang indah dan takkan habis terkikis waktu * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * <3
Semoga pesantren kilat kali ini bisa bermanfaat, dapat menyatukan hati-hati yang berserakan dalam suatu wadah persaudaraan, mempersatukan langkah menuju masa depan, bergerak dengan perbaikan, meraih impian dan keinginan, menggoreskan catatan sejarah yang indah dalam tiap-tiap memori. :)

Kebesaran Hati

Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas dan di aduk perlahan. “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?” ujar pak tua “Pahit sekali” jawab pemuda Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Mereka berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai di sana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah” Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua bertanya lagi, “Bagaimana rasanya?” “Segar” sahut si Pemuda “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya pak tua “Tidak” sahut Pemuda Pak tua tertawa terbahak-bahak
Terselip khilaf dalam candaku. Tergores luka dalam tawaku, terbelit pilu dalam tingkahku, tersinggung rasa dalam bicaraku. Hari kemenangan telah tiba, moga segala dosa & kesalahan kita terampuni. Mari bersama kita bersihkan hati. Selamat menunaikan ibadah puasa.