Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Jika Orang Tuamu Dulunya Mahasiswa

Jika orang tuamu dulunya mahasiswa, mungkin kamu juga mengalami apa yang kualami: Tiap harinya berdengung di telingamu suara-suara "Mana mahasiswa?" tiap kali ada hal buruk terjadi: kenaikan harga, menurunnya nilai tukar rupiah, dan kabar buruk pengisi media lainnya Berulang kali dalam sehari kamu mendengar cibiran "Ah, mahasiswa sekarang sukanya cuma cari aman" Tiap kali ada kesulitan yang kamu ceritakan, jawabannya adalah "Lho, mahasiswa harusnya bisa... bla... bla... bla..." Tiap kali ada kekurangan pihak penguasa terdengar gerutu "Gimana sih mahasiswa pada diem aja" Tapi bukan berarti kamu tidak mendengar "Lulus cepet lho!" "Nilainya A dong...!" "Habis lulus harus cepet kerja!" "IPnya harusnya 4!" Dan hal-hal lainnya diucapkan berkali-kali dalam sehari seolah-olah kamu akan lupa, seolah-olah kamu tidak pernah menginginkan ataupun mengusahakannya. Ingin kukatakan pada mereka, teririmg maaf ka

Ah, Anda

Saya lihat Anda sangat berpotensi. Saya lihat Anda sangat pandai membawa diri. Saya lihat Anda sering terlihat di sana-sini. Saya lihat Anda lihai berbicara. Saya tertawa karena beberapa kali tebakan saya tentang Anda benar. Tawa senang sebagaimana seseorang yang tebakannya benar, bercampur kekhawatiran karena takut tebakan lainnya -yang bukan sesuatu yang baik- akan benar juga. Tapi ada satu hal pada diri Anda yang membuat saya terkejut. Beberapa hal yang membuat saya berpikir, bahwa hal yang perlu ditambah dalam diri Anda adalah kerendahan hati dan hal yang perlu dikurangi dari diri Anda adalah sikap anti kritik. Apakah itu hanya kesan, ataukah kenyataan? Saya tidak tahu. Tapi yang jelas, saya berharap Anda menyadari, tinggi hati takkan membuat Anda menang, dan menerima semua kritikan dengan lapang dada takkan membuat Anda kalah. Sudahlah. Saya toh menjadi yakin semuanya akan menjadi lebih baik kelak.

Mengenang Palapaku

Entah mengapa, saya mendadak terkenang pada palapa. Terkenang pada pemandu woles luar biasa yang tahun berikutnya jadi komdis di fakultasnya. Terkenang pada ketidakmampuannya menjawab beberapa pertanyaan kami, tapi kami sayang pada beliau luar biasa. Beliau adalah kakak kami, walaupun tidak tahu setelah itu acaranya apa dan tak bertanya pada temannya. Kami tetap menyebutnya pemandu tercinta, kami tetap menyebut kebersamaan kami kenangan seru, meski di hari-H selepas upacara kami berlari tidak jelas, sampai akhirnya masuk terlambat di ruangan dalam lelah. Tapi kami selalu bahagia mengetahui dia masih ada menunggui kami, tak peduli apa yang sedang beliau lakukan. Saya terkenang pada sebuah pagi yang indah, ketika saya melihat motor terbang, persis seperti sepeda terbang doraemon yang saya lihat di TV hari sebelumnya. Dan yang membuat hati saya terharu, terkesan, dan berjanji akan mencintai almamater ini sepenuhnya, adalah spanduk di belakangnya. Tulisan "Selamat Datang Calon Pemim