Kesalahan kita adalah ketika kita mencoba menawar pada Allah. "Ya Allah, masak sih nggak boleh?" "Ya Allah, ini sebenarnya salah, tapi situasi dan kondisinya mendesak." Atau yaang lainnya. Kita menawar, padahal Allah tidak menawar. Mata kita dua, bukan satu. Telinga kita dua, bukan satu. Tangan kita dua, kaki kita dua, organ tubuh kita lengkap.
Kesalahan kita adalah ketika hati tidak lagi bisa digunakan. Tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk, serakah, tidak jujur, tidak percaya dan tidak dipercaya. Padahal hati adalah raja, yang memimpin tubuh kita. Kalau hati mati, tubuh akan kehilangan arah. Berantakan. Bagai kacang lupa kulitnya, sibuk tebar pesona, padahal di dalamnya kosong. Jika hati tidak ada, apakah ada yang bisa menuntun dan memandu kehidupan?
Kesalahan kita adalah jika kita berhenti membaca. Berhenti membaca ilmu. Dan berhenti membaca keadaan. Berhenti membaca orang lain. Karena membaca membuahkan pemahaman, dan pemahaman melahirkan kepedulian. Apa yang kita baca menentukan siapa kita. Jika kita tidak membaca, bukankah itu berarti kita bukan siapa-siapa?
Kesalahan kita adalah jika kita berhenti mendengar. Padahal, ia, mereka, yang berbicara pelan-pelan, meminta maaf terlebih dahulu, menyebutkan kesalahan kita, menawarkan solusi, dan bersedia membantu, melakukan karena cinta. Mereka, dia, bicara dengan sopan santun dan penuh hormat. Tapi kita memandang sebelah mata, menganggapnya tidak paham masalah, meemehkan solusi yang ditawarkannya, bahkan merasa di, mereka, melakukannya karena iri, atau ingin menggoyang posisi.
Kesalahan kita adalah bila kita merasa lebih dekat dengan-Nya dibanding orang lain, tapi kita tidak pernah menghadap-Nya, membaca firman-Nya, meneladani utusan-Nya. Kita merasa sudah benar karena nikmat-Nya selalu kita terima, lupa memikirkan bahwa itu ujian bagi kesyukuran.
Kesalahan kita, adalah bila kita merasa bahwa kita semua sama, sama-sama harus bisa nakal, sama-sama sebenarnya bandel, sama-sama punya banyak keburukan, tidakkah kita pernah berpikir bahwa begitu mudahnya seseorang terkenal karena kejelekannya? Dan begitu banyak orang tak dikenal yang berhati putih bersih?
Dan sebuah kesalahan jika menganggap kita yang salah. Bagaimana jika yang salah adalah diriku sendiri?
Kesalahan kita adalah ketika hati tidak lagi bisa digunakan. Tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk, serakah, tidak jujur, tidak percaya dan tidak dipercaya. Padahal hati adalah raja, yang memimpin tubuh kita. Kalau hati mati, tubuh akan kehilangan arah. Berantakan. Bagai kacang lupa kulitnya, sibuk tebar pesona, padahal di dalamnya kosong. Jika hati tidak ada, apakah ada yang bisa menuntun dan memandu kehidupan?
Kesalahan kita adalah jika kita berhenti membaca. Berhenti membaca ilmu. Dan berhenti membaca keadaan. Berhenti membaca orang lain. Karena membaca membuahkan pemahaman, dan pemahaman melahirkan kepedulian. Apa yang kita baca menentukan siapa kita. Jika kita tidak membaca, bukankah itu berarti kita bukan siapa-siapa?
Kesalahan kita adalah jika kita berhenti mendengar. Padahal, ia, mereka, yang berbicara pelan-pelan, meminta maaf terlebih dahulu, menyebutkan kesalahan kita, menawarkan solusi, dan bersedia membantu, melakukan karena cinta. Mereka, dia, bicara dengan sopan santun dan penuh hormat. Tapi kita memandang sebelah mata, menganggapnya tidak paham masalah, meemehkan solusi yang ditawarkannya, bahkan merasa di, mereka, melakukannya karena iri, atau ingin menggoyang posisi.
Kesalahan kita adalah bila kita merasa lebih dekat dengan-Nya dibanding orang lain, tapi kita tidak pernah menghadap-Nya, membaca firman-Nya, meneladani utusan-Nya. Kita merasa sudah benar karena nikmat-Nya selalu kita terima, lupa memikirkan bahwa itu ujian bagi kesyukuran.
Kesalahan kita, adalah bila kita merasa bahwa kita semua sama, sama-sama harus bisa nakal, sama-sama sebenarnya bandel, sama-sama punya banyak keburukan, tidakkah kita pernah berpikir bahwa begitu mudahnya seseorang terkenal karena kejelekannya? Dan begitu banyak orang tak dikenal yang berhati putih bersih?
Dan sebuah kesalahan jika menganggap kita yang salah. Bagaimana jika yang salah adalah diriku sendiri?
Komentar
Posting Komentar