Jika ini semua adalah tentang cinta, maka ia akan mengambil segalanya darimu. Tenagamu, pikiranmu, perasaanmu, juga kantuk yang menghiasi pelupuk matamu.
Jika ini semua adalah tentang cinta, maka ia pasti meminta segala yang kau punya. Keyakinanmu, usahamu, perubahanmu, dan pengorbananmu.
Karena ini semua adalah cinta, maka, bahkan jiwa pun bukan apa apa, jika memang itu yang dibutuhkan.
Karena yang kita jalani, yang kita tempuh, adalah cinta. Maka kita siap menjadi otak, mata, hati, tulang punggung, tangan, dan kakinya.
Karena cinta ini adalah cinta di atas cinta. Cinta yang lebih besar, lebih tinggi, lebih agung, lebih utama, lebih penting, lebih setia.
Cinta yang berdasarkan pada kesetiaan sejati, kesetiaan pada janji yang telah diikrarkan sejak pertama kali. Ini cinta bukan sekadar cinta, yang setia tak sekadar setia.
Maka ini juga setia di atas setia. Setia pada janji pertama, janji yang lebih dulu, sumpah yang lebih awal.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)
Dan saya masih harus banyak belajar.
Jika ini semua adalah tentang cinta, maka ia pasti meminta segala yang kau punya. Keyakinanmu, usahamu, perubahanmu, dan pengorbananmu.
Karena ini semua adalah cinta, maka, bahkan jiwa pun bukan apa apa, jika memang itu yang dibutuhkan.
Karena yang kita jalani, yang kita tempuh, adalah cinta. Maka kita siap menjadi otak, mata, hati, tulang punggung, tangan, dan kakinya.
Karena cinta ini adalah cinta di atas cinta. Cinta yang lebih besar, lebih tinggi, lebih agung, lebih utama, lebih penting, lebih setia.
Cinta yang berdasarkan pada kesetiaan sejati, kesetiaan pada janji yang telah diikrarkan sejak pertama kali. Ini cinta bukan sekadar cinta, yang setia tak sekadar setia.
Maka ini juga setia di atas setia. Setia pada janji pertama, janji yang lebih dulu, sumpah yang lebih awal.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)
Dan saya masih harus banyak belajar.
Komentar
Posting Komentar