Langsung ke konten utama

Merry Riana


http://mentorsukses.com/wp-content/uploads/2011/03/merry2-300x282.png

Nama : Merry Riana
Lahir : 29 Mei 1980
Pekerjaan : Entrepreneur, Pembicara Seminar, Duta LG Asia
Kebangsaan : Indonesia
Periode : 1980 – sekarang

Kisah Hidup :
Merry Riana adalah seorang entrepreneur muda yang sukses dan menjadi seorang millioner di Singapura sebelum usianya genap 30 tahun. Dalam bukunya yang berjudul “A Gift From A Friend”, Ia menceritakan pengalaman hidupnya sejak masih sekolah di Jakarta sampai Ia sukses mengelola beberapa perusahaan di Singapura.  Bagi Dia, hidup merupakan pilihan dan harus berani untuk bermimpi. Dia memulai babak baru dalam hidupnya dengan bermimpi menjadi orang sukses mencapai kebebasan finansial. Untuk itu Ia merubah mindset-nya dengan meluaskan jaringan pergaulan, memberi penghargaan terhadap nilai diri sendiri, dan makna uang sesungguhnya. Untuk mencapai kebebasan financial, Ia menerapkan prinsip Vision-Action-Passion (Visi-Tindakan-Hasrat). Visi adalah mengetahui tujuan hidup kita, Action adalah komitmen untuk melakukan tibdakan terus menerus untuk mencapai Visi, dan Passion adalah hasrat untuk menikmati seluruh proses pencapaian Visi tersebut.
Belajar Wirausaha
setelah lulus kuliah, dia langsung terjun ke dunia wirausaha sebagai tenaga sales (penjualan) dalam bidang Financial Consultancy (Konsultasi Keuangan). Hanya bermodal waktu dan tekad untuk bekerja keras; 14 jam sehari, 7 hari seminggu, dan nyaris 365 hari dalam setahun. Di saat yang sama, dia menambah pengetahuannya tentang bisnis, baik dengan membaca buku, mengikuti seminar maupun bertanya kepada orang-orang yang ahli di bidangnya.
Maka, dia pun mulai mencari klien yang berniat melakukan investasi, membeli polis asuransi, dan menabung secara regular (fixed deposit). Hasilnya tidaklah sia-sia. Dalam waktu 6 bulan, peraih gelar “Winner of Nanyang Young Oustanding Alumni Award 2006” ini mampu melunasi hutang sebesar Rp 280 juta.
Dalam waktu 1 tahun, dia berhasil mengumpulkan modal untuk mulai merekrut staf penjualan sekaligus mulai membangun tim impian (The Dream Team). Tim inilah yang menjadi cikal bakal Merry Riana Organization (MRO), perusahaan yang bergerak di bidang Konsultasi Keuangan.
Perusahaan ini pula yang kemudian memberinya kekayaan Rp 7 milyar, hanya 4 tahun setelah lulus dari NTU, saat usianya baru 26 tahun. Dengan begitu, dia pun mewujudkan mimpinya untuk membahagiakan orangtua; mencukupi berbagai kebutuhan mereka dengan kualitas terbaik dan secara rutin mengajak mereka berwisata untuk mendatangi tempat-tempat yang menyenangkan, baik di dalam maupun luar negeri.
Quotes :
It’s not about how you start, it’s about how you finish.
having a successful relationship is similar to building a successful business; both need hard work. It takes more than just love to be where we are right now







Merry Riana, Muda dan Fenomenal



Prestasi Merry Riana terbilang fenomenal. Di usia 25 tahun dan hanya 4 tahun dari kelulusannya, entrepreneur perempuan yang telah mengantongi banyak penghargaan ini mampu mengumpulkan kekayaan hingga 700 ribu dolar Singapura, sebuah jumlah yang fantastis.

merry_rianaFakta yang paling membanggakan ialah bahwa Merry Riana berasal dari Indonesia. Ia lahir di tahun 1980 dan tumbuh di Jakarta dalam sebuah keluarga sederhana. Orangtua Merry adalah seorang pebisnis dan ibu rumah tangga. Dengan penuh keberanian, sulung dari 3 bersaudara ini tinggal di Singapura dan mengadu untung di sana. Karena dorongan sang ayah, Merry bercita-cita menjadi seorang insinyur. Cita-citanya tersebut mungkin karena ingin membantu sang ayah dalam menjalankan bisnis.

Awalnya Merry tidak pernah bertujuan untuk belajar di negeri jiran, Singapura. Akan tetapi seiring dengan terjadinya kekacauan multi dimensi tahun 1997-1998 di Indonesia dan Asia, ayah Merry memutuskan untuk mengirim anaknya belajar di luar negeri. Dan Singapura kala itu merupakan sebuah pilihan yang paling masuk akal karena jaraknya yang relatif dekat, lingkungan yang aman dan sistem pendidikannya yang bagus.

Merry mulai belajar di bangku kuliah di jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) pada tahun 1998. Merry mengaku jurusan ini menjadi jurusan paling masuk akal baginya saat itu.

Demi pendidikan, Merry harus menanggung utang sekitar 40 ribu dolar Singapura. Sembari belajar di NTU, Merry harus menabung untuk membayar pengeluaran sehari-hari dan biaya kuliah. Merry menyadari bahwa ia harus memikirkan masa depannya. Dengan kewajiban pelunasan pinjaman sebanyak itu saat lulus dari bangku kuliah, Merry mulai bekerja keras dan ingin mencapai kesuksesan di usia 30 tahun.

Tanpa pengalaman dan pengetahuan bisnis yang memadai, Merry terjun ke dalam dunia bisnis. Itu ia lakukan karena ia mengetahui bahwa memiliki pekerjaan biasa tidak cukup untuk memenuhi impiannya untuk sukses di usia 30 tahun. Ia mencoba berbagai peluang bisnis. Kemudian suatu saat Merry berinvestasi pada saham dengan mengandalkan uang tabungannya yang susah payah ia kumpulkan. Sayang, Merry kehilangan semua investasinya dan terpuruk. Meski begitu, Merry kembali bangkit dan berusaha keras untuk menjadi entrepreneur.

Merry mulai berusaha dari awal dengan belajar secara sungguh-sungguh tentang seluk beluk pasar. Setelah merasa siap, ia pun memutuskan untuk menekuni industri perencanaan keuangan. Merry berpikir itulah hal yang akan membuatnya mampu mewujudkan impiannya dalam waktu yang relatif singkat.

Saat Merry memulai karier sebagai seorang penasihat keuangan, ia harus bergulat dengan sejumlah tantangan dan hambatan. Orang tuanya, dosen serta teman-temannya kurang setuju dengan keputusan Merry tersebut. Merry saat itu belum memiliki kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari separuh penduduk Singapura ialah etnis China. Sebagai seorang pendatang asing di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas.

Namun, satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah ialah usianya yang masih muda dan masih lajang sehingga ia merasa lebih bebas dan lebih berani mengambil risiko. Tanpa merasa terlalu terbebani dengan kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil, Merry lebih memilih untuk memfokuskan diri pada pengalaman dan pelajaran yang ia bisa dapatkan selama fase-fase awal kariernya.

Merry akhirnya menemukan panggilan jiwanya untuk bergabung dengan Prudential Assurance Company sebagai penasihat keuangan. Dalam enam bulan pertama karirnya di Prudential, Merry berhasil melunasi utangnya sebesar 40 ribu dolar Singapura.

Hingga tahun 2003, Merry dianugrahi Penghargaan Penasihat Baru Teratas yang diidam-idamkan banyak orang yang menekuni profesi penasihat keuangan. Di tahun 2004, prestasi Merry yang cemerlang membuatnya dipromosikan sebagai manajer.

Merry lalu memulai bisnisnya sendiri setelah diangkat menjadi manajer. Ia mendirikan MRO (Merry Riana Organization). Setahun setelah itu (2005), Merry menerima penghargaan sebagai penghargaan Top Agency of the Year dan penghargaan Top Rookie Agency.

Hingga kini Merry telah memotivasi dan melatih ribuan profesional dan eksekutif dalam bidang penjualan, motivasi dan pemasaran. Dalam perusahaannya, Merry menaungi 40 penasihat keuangan, yang uniknya memiliki usia yang masih belia (antara 21- 30 tahun).

Merry menyatakan bahwa motivasinya tidak hanya berasal dari keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik pada kedua orangtuanya tetapi juga dari ambisinya untuk membantu generasi muda lainnya untuk melakukan hal serupa. Ia berharap para pemuda mampu memberikan kehidupan yang lebih baik, tak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga orang tua mereka dan anggota keluarga mereka yang lain.



http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/6079-merry-riana-muda-dan-fenomenal.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup