Langsung ke konten utama

Musim

Sekarang ini musim apa ya? Musim hujan? kayaknya belum. Hujan cuma kadang-kadang, kadang-kadang panasnya bukan main. padahal udah pertengahan november. Musim kemarau? Masak musim kemarau lama banget? ini udah november. harusnya udah hujan melulu gak berhenti-berhenti.

Jadi, kesimpulannya ini musim apa? Musim ulangan! iya deh kayaknya, musim ulangan. Minggu lalu udah ulangan matematika, kemaren ulangan kimia, tadi ulangan fisika, dan besok ulangan biologi. Jangan lupa minggu depan ulangan bahasa inggris.

Sesuatu banget yah. Apalagi waktu ada beberapa orang nanyain aku dan titip salam. Mereka anak smp di semuah smp di kabupaten sleman. Dan darimana coba dia tahu aku arina dina hanifa, tahu kalo itu adikku padahal mukanya beda banget dan yah begitulah kami jarang tampak bersama, darimana juga coba dia tahu aku sekolah di sebuah sma di yogyakarta sma 4? darimana juga ya dia tahu aku anak pmr? padahal nama dan ciri-cirinya asing, apa akunya yang lupa ya. aku kan pelupa, apalagi sama orang.darimana dia tahu aku? jangan-jangan ada temennya dia yang suka ngrasani aku? jangan-jangan ternyata dia temenku? jangan-jangan aku yang lupa?

Yang lebih sesuatu, aku sekarang bernafsu banget sama soal yang itung-itungan bangsanya fisika dan kimia. tapi kenapa ya aku selalu ngantuk sama matematika? dan kenapa aku semangat banget kalo ngerjain soal, bagai orang buka puasa?

Betapa sesuatunya para sesuatu yang amat sesuatu itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup