merupakan keadaan dimana alveoli menjadi kaku mengembang dan terus menerus terisi udara walaupun setelah ekspirasi.(Kus Irianto.2004.216)
merupakan morfologik didefisiensi sebagai pembesaran abnormal ruang-ruang udara distal dari bronkiolus
adalah penyakit obtruktif kronik akibat kurangnya elastisitas paru dan luas permukaan alveoli.(Corwin.2000.435)
2.1 Katabolisme
Katabolisme
adalah reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraaian suatu senyawa dapat
menghasilkan energi. Energi berasal dari lepasnya ikatan kimia yang
menyusun peresenyawaan. Contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel
atau respirasi (syamsuri, 1980).
2.2 Respirasi
Yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Sebagaimana
kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi,
tumbuhan juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan,
pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang
maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik
pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada
respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi.
Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan
tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).
Kandungan
katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi
respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia
membolehkan mencampur dengn fungsi dari enzim memperbat enzim atau
dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat
dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (mertens, 1966).
Sistem pernapasan adalah pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh organisme dan bertujuan mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat rendah O2
langsung berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah
trakea, kalajengking dengan paru-paru buku, ikan dengan insang, katak
dengan paru-paru, kulit dan rongga mulut, reptile dengan paru-paru, dll
(panduan primagama).
Respirasi
juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses
menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada
manusia bisa memiliki gangguan seperti penyakit infeksi saluran
pernapasan akut atau yang disebut juga (ISPA), hal ini merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia karena masih tingginya angka
kejadian ISPA terutama pada anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi rumah, yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai
tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana
tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembapan, padatan hunian,
penerangan alami, kontruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana
pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih ( nindya,
sulistyorini, 2005).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
2.2.1 Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O >> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (syamsuri, 1980).
a. Glikolisis
Kata
“glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya
terjadi selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan
menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian
dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul
piruvat (champbell, 2002)
NADH
merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah
persenyawaan berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul
ATP, akan tetapi 2 molekul ATP diantaranya digunakan kembali untuk
berlangsungnya reaksi-reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP
yang siap digunakan untuk tubuh. Seluruh proses glikolisis tidak
memerlukan oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di sitoplasma (di luar
mitokondria). Hasil akhir sebelum memasuki siklus krebs adalah asam
piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua yaitu glikolisis dan
dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi senyawa
2C pada hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif
adalah reaksi asam piruvat diubah menjadi asetil KoA (syamsuri, 1980_.
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi
kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa,
sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet.
Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria dimana
enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya
(champbell, 2002)
Memasuki siklus krebs, asetil
KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam piruvat
(6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam
zat yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam perjalanannya, 1C
(CO2) dilepaskan. Pada tiap tahapan, dilepaskan energi dalam
bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat digunakan.
Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu NAD dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini dilepaskan energi, dan hidrogen
direasikan dengan oksigen membentuk air. Seluruh reaksi siklus krebs
berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs
berlangsung didalam mitokondria (Syamsuri, 1980).
c. Sistem Transpor ELektron
Energi
yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua
macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP
atau GTP (Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang
langsung dapat digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu
NADH (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida)
dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron. Proses transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH dan FADH2
dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai. Setiap
kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan
fosfat anorganik (P) kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian
akhir terdapat oksigen sebagai penerima, sehingga terbentuklah H2O.
katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP.
Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport elektron
dihasilkan senyawa – senyawa antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar
anabolisme (Syamsuri, 1980).
2.2.2 Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik
adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu
misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat
hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik
terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang
terendam air, biji – biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen,
sel – sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik
pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti
fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol.
Hasil akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa
tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, energi yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik. Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal
Dari
persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.
Bahkan bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus)
tidak dapat hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus
dapat terjadi jika luka tertutup sehingga member kemungkinan bakteri
tambah subur (Syamsuri, 1980).
http://pipia.blogdetik.com/2010/07/15/laporan-praktikum-respirasi/
Mekanisme
pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut
:
Jika
otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga
udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi
maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya
udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem
trakea berfungsi mengangkut
OZ
dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut
sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di
bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi
ke jaringan.
Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil
udara.
Serangga
air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam
di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik
Notonecta sp.
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada
permukaan ventral. Selama menyelam,
O2
dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang
berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui
cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus
ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0074%20Bio%202-8a.htm
Pernapasan pada burung berbeda dengan
hewan lainnya karena melibatkan pundi-pundi udara.Alat pernapasan
pada burung selain sepasang paru-paru adalah lubang hidung(nares),celah
tekak,dan batang tenggorokan(trakea).Nares terdiri dari sepasang di
pangkal paruh atas dan pada langit-langit rongga mulut.Trakea akan
bercabang menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan.Percabangannya
dinamakan bifurkasi trakea.Pada percabangan ini terdapat siring yang
merupakan alat suara burung,karena adanya siring maka burung bisa
berkicau.
Paru-paru
burung tidak memiliki alveoli,tetapi memilki parabronki yang banyak
mengandung kapiler darah. Parabronki ini tempat pertukaran udara.Burung
memiliki pundi-pundi udara sebanyak empat pasang dan sebuah pundi yang
namanya bergantung pada lokasi,yaitu kantung udara leher(saccus
servicalis),kantung udara antartulang selangka((saccus
interclavicularis),kantung udara dada depan(saccus toracalis
anterior),kantung udara dada belakang(saccus toracalis posterior),dan
kantung udara perut(saccus abdominalis).
Pundi-pundi udara dapat membantu proses pernapasan,terutama pada waktu terbang.
Komentar
Posting Komentar