Sistem respirasi dapat mengalami gangguan- gangguan atau kelainan.
Biasanya dapat disebabkan oleh kuman, polusi udara, atau factor
keturunan (genetik).
1. Berkurangnya jumlah hemoglobin
Berkurangnya hemoglobin dalam darah akan menghambat proses penyampaian oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Berkurangnya hemoglobin dapat disebabkan oleh anemia atau perdarahan hebat.
2. Keracunan gas CN (sianida) dan atau CO (karbon monoksida)
Keracunan gas-gas ini mengganggu proses pengikatan O2 oleh darah karena gas CN dan CO memiliki daya ikat jauh lebih tinggi terhadap hemoglobin daripada daya ikat hemoglobin terhadap O2. Jika 70-80% hemoglobin dalam darah mengikat CO dan membentuk HbCO maka dapat menyebabkan kematian. Gangguan pengangkutan oksigen ke sel-sel tubuh / jaringan tubuh disebut asfiksi.
3. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam.
4. Kanker paru-paru
Penyakit ini dapat dipicu oleh polusi udara dan polusi asap rokok yang mengandung hidrokarbon termasuk benzopiren. Kanker paru-paru menyebabkan paru-paru rusak dan tidak berfungsi lagi.
5. Emfisema
Penyakit paru-paru degeneratif ini terjadi karena jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya akibat gangguan jaringan elastik dan kerusakan dinding di antara alveoli serta jumlah udara yang berlebihan di dalam paru-paru. Pada emfisema stadium lanjut, inspirasi dan ekspirasi terganggu dan beban pernapasan meningkat sehingga timbul komplikasi seperti hipertensi pulmonal atau pembesaran jantung yang diikuti gagal jantung. Bila orang membicarakan emfisema paru-paru kronik, maksudnya adalah suatu kerusakan paru yang kompleks yang disebabkan menghisap tembakau. Emfisema disebabkan oleh:
a. Infeksi kronik karena rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius sehingga menghacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan
b. Infeksi akibat kelebihan mucus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus
c. Gangguan saluran pernapasan sehingga menyebabkan kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap di dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
6. Asma
Penyakit ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas, mengi (wheezing), batuk, dan rasa sesak di dada secara berkala atau kronis. Penyempitan saluran pernapasan dapat disebabkan oleh hal berikut ini :
a. Sumbatan jalan napas yang sebagian reversible
b. Radang jalan napas sehingga merusak sel epitel saluran napas
c. Reaksi yang berlebihan pada jalan napas terhadap berbagai rangsangan, misalnya reaksi alergi.
Asma juga bisa disebabkan oleh hipersensitivitas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara.
Serangan asma biasanya lebih berat saat malam dan dini hari, karena pada saat itu terjadi penyempitan pada bronkus akibat udara dingin. Penderita asma biasanya diobati dengan obat-obatan yang disebut bronkodilator. Obat ini tidak diminum atau disuntikan ke penderita tetapi digunakan sebagai inhaler (dihirup).
7. TBC (tuberkulosis)
TBC dapat mengganggu proses difusi oksigen karena timbulnua bintil-bintil kecil pada alveolus yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, namun yang paling sering adalah paru-paru dan tulang.
Pada tuberkulosis, bakteri menyebabkan reaksi jaringan yang aneh dalam paru-paru. Daerah yang terinfeksi akan diserang oleh makrofag, sehingga daerah tersebut rusak dan akan dikelilingi oleh jaringan fibrotik untuk membentuk tonjolan atau bintil-bintil yang disebut tuberkel. Pada stadium lanjut akan menyebabkan daerah fibrotic di seluruh paru-paru sehingga mengurangi jumlah jaringan paru-paru fungsional. Keadaan ini menyebabkan:
a. Peningkatan kerja sebian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
b. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
c. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru.
8. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia bakteri. Penyakit ini dimulai dengan infeksi bakteri Diplococcus pneumonia dalam alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan eritrosit masuk ke dalam alveolus. Dengan demikian, alveolus terinveksi oleh cairan dan eritrosit. Infeksi tersebut disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
9. Difteri
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lender yang dihasilkan bakteri tersebut.
10. Radang
Penyakit radang pada bronkus disebut bronkitis.
Radang pada hidung disebut rinitis, radang di sebelah atas rongga hidung disebut sinusitis.
Radang pada laring disebut laringitis.
Dan radang pleura (selaput pembungkus paru-paru) disebut pleuritis. Adanya penyumbatan di ronga faring dan laring karena difteri, laringitis, atau tetanus (kejang otot) sering ditanggulangi dengan melakukan trakeostomi (melubangi trakea).
11. Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil (amandel). Tonsil adalah kelompok jaringan limfoid yang terdapat di rongga mulut. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang). Pembengkakan tonsil dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Jika peradanagan tonsil sangat mengganggu, tonsil dapat dihilangkan melalui operasi.
12. Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga di sebabkan terlalu banyak merokok.
13. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang berat akan meningkatkan:
a. Penekanan aktivitas mental, kadang-kadang memuncak sampai koma
b. Menurunkan kapasitas kerja otot
14. Asidosis
Asidosis disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunaya pernapasan.
15. Sianosis
Sianosis adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin deoksigenisasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam kapiler.
16. Polip dan amandel
Merupakan pembengkakan kelenjar limfa di daerah hidung ( polip ) dan di daerah tekak ( amandel ) yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Untuk mengatasi polip dan amandel dilakukan melalui operasi.
Teknologi yang berhubungan dengan system respirasi
Berbagai penyakit dan kelainan pada sistem respirasi dapat berakibat fatal. Saat ini telah dikembangkan berbagai cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
1. Intubasi endotrakea dan trakeostomi
Kedua cara ini dilakukan untuk menjaga agar trakea tetap terbuka. Intubasi endotrakea sering dilakukan terhadap pasien yang baru saja menjalani operasi. Caranya adalah dengan memasukan selang di dalam trakea. Cara lain yang sering dilakukan saat ini adaalah trakeostomi, yaitu dengan melubangi trakea. Trakeostomi umumnya dilakukan oleh ahli bedah untuk memasukan alat untuk mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus atau saluran pernapasan lain untuk meningkatkan kerja paru-paru.
2. Radiasi menggunakan sinar X
Penyinaran bagian dalam (rontgen) sering dilakukan untuk mendiagnosis penyakit alat pernapasan, misalnya kanker paru-paru. Cara kerja alat rontgen adalah sebagai berikut:
Pasien menarik napas dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film. Mesin rontgen berada sekitar 2 meter di belakang pasien. Sinar X akan menyinari bagian tubuh dari belakang, masuk melewati tubuh dan keluar di bagian depan. Metode ini disebut PA (Posterior ke anterior), merupakan metode yang umum dilakukan. Jika mesin ada di depan pasien sehingga sinar X masuk dari bagian depan dan keluar di bagian belakang, metodenya disebut AP (anterior ke posterior).
3. Respirator
Merupakan teknologi alat yang digunakan untuk membantu pernapasan terutama bagi orang yang dalam keadaan sulit bernapas ataupun pada saat operasi. Udara yang dihasilkan berupa Oksigen(O2).
4. Oxygen Generator
Oxygen Generator merupakan sebuah alat perawatan kecantikan berteknologi tinggi, fiturnya yang unik menyebabkan oksigen dapat terinfusi dengan kulit, sehingga memperlancar sirkulasi dan menghantarkan mineral-mineral penting dan vitamin kelapisan teratas dermis.
5. Respiratory Gas Analyzer
Menghitung kadar Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2), volum, dan temperature hasil respirasi.
http://madhina-oase.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
1. Berkurangnya jumlah hemoglobin
Berkurangnya hemoglobin dalam darah akan menghambat proses penyampaian oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Berkurangnya hemoglobin dapat disebabkan oleh anemia atau perdarahan hebat.
2. Keracunan gas CN (sianida) dan atau CO (karbon monoksida)
Keracunan gas-gas ini mengganggu proses pengikatan O2 oleh darah karena gas CN dan CO memiliki daya ikat jauh lebih tinggi terhadap hemoglobin daripada daya ikat hemoglobin terhadap O2. Jika 70-80% hemoglobin dalam darah mengikat CO dan membentuk HbCO maka dapat menyebabkan kematian. Gangguan pengangkutan oksigen ke sel-sel tubuh / jaringan tubuh disebut asfiksi.
3. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam.
4. Kanker paru-paru
Penyakit ini dapat dipicu oleh polusi udara dan polusi asap rokok yang mengandung hidrokarbon termasuk benzopiren. Kanker paru-paru menyebabkan paru-paru rusak dan tidak berfungsi lagi.
5. Emfisema
Penyakit paru-paru degeneratif ini terjadi karena jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya akibat gangguan jaringan elastik dan kerusakan dinding di antara alveoli serta jumlah udara yang berlebihan di dalam paru-paru. Pada emfisema stadium lanjut, inspirasi dan ekspirasi terganggu dan beban pernapasan meningkat sehingga timbul komplikasi seperti hipertensi pulmonal atau pembesaran jantung yang diikuti gagal jantung. Bila orang membicarakan emfisema paru-paru kronik, maksudnya adalah suatu kerusakan paru yang kompleks yang disebabkan menghisap tembakau. Emfisema disebabkan oleh:
a. Infeksi kronik karena rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus dengan serius sehingga menghacaukan mekanisme pertahanan normal saluran pernapasan
b. Infeksi akibat kelebihan mucus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus
c. Gangguan saluran pernapasan sehingga menyebabkan kesukaran ekspirasi dan udara yang terperangkap di dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
6. Asma
Penyakit ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas, mengi (wheezing), batuk, dan rasa sesak di dada secara berkala atau kronis. Penyempitan saluran pernapasan dapat disebabkan oleh hal berikut ini :
a. Sumbatan jalan napas yang sebagian reversible
b. Radang jalan napas sehingga merusak sel epitel saluran napas
c. Reaksi yang berlebihan pada jalan napas terhadap berbagai rangsangan, misalnya reaksi alergi.
Asma juga bisa disebabkan oleh hipersensitivitas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara.
Serangan asma biasanya lebih berat saat malam dan dini hari, karena pada saat itu terjadi penyempitan pada bronkus akibat udara dingin. Penderita asma biasanya diobati dengan obat-obatan yang disebut bronkodilator. Obat ini tidak diminum atau disuntikan ke penderita tetapi digunakan sebagai inhaler (dihirup).
7. TBC (tuberkulosis)
TBC dapat mengganggu proses difusi oksigen karena timbulnua bintil-bintil kecil pada alveolus yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, namun yang paling sering adalah paru-paru dan tulang.
Pada tuberkulosis, bakteri menyebabkan reaksi jaringan yang aneh dalam paru-paru. Daerah yang terinfeksi akan diserang oleh makrofag, sehingga daerah tersebut rusak dan akan dikelilingi oleh jaringan fibrotik untuk membentuk tonjolan atau bintil-bintil yang disebut tuberkel. Pada stadium lanjut akan menyebabkan daerah fibrotic di seluruh paru-paru sehingga mengurangi jumlah jaringan paru-paru fungsional. Keadaan ini menyebabkan:
a. Peningkatan kerja sebian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
b. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
c. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru.
8. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya berisi cairan dan eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia bakteri. Penyakit ini dimulai dengan infeksi bakteri Diplococcus pneumonia dalam alveolus, yaitu membran paru-paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan eritrosit masuk ke dalam alveolus. Dengan demikian, alveolus terinveksi oleh cairan dan eritrosit. Infeksi tersebut disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
9. Difteri
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lender yang dihasilkan bakteri tersebut.
10. Radang
Penyakit radang pada bronkus disebut bronkitis.
Radang pada hidung disebut rinitis, radang di sebelah atas rongga hidung disebut sinusitis.
Radang pada laring disebut laringitis.
Dan radang pleura (selaput pembungkus paru-paru) disebut pleuritis. Adanya penyumbatan di ronga faring dan laring karena difteri, laringitis, atau tetanus (kejang otot) sering ditanggulangi dengan melakukan trakeostomi (melubangi trakea).
11. Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil (amandel). Tonsil adalah kelompok jaringan limfoid yang terdapat di rongga mulut. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang). Pembengkakan tonsil dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Jika peradanagan tonsil sangat mengganggu, tonsil dapat dihilangkan melalui operasi.
12. Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga di sebabkan terlalu banyak merokok.
13. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila cukup berat, hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel. Pada tingkat yang kurang berat akan meningkatkan:
a. Penekanan aktivitas mental, kadang-kadang memuncak sampai koma
b. Menurunkan kapasitas kerja otot
14. Asidosis
Asidosis disebabkan meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunaya pernapasan.
15. Sianosis
Sianosis adalah kebiruan pada kulit yang disebabkan karena jumlah hemoglobin deoksigenisasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam kapiler.
16. Polip dan amandel
Merupakan pembengkakan kelenjar limfa di daerah hidung ( polip ) dan di daerah tekak ( amandel ) yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Untuk mengatasi polip dan amandel dilakukan melalui operasi.
Teknologi yang berhubungan dengan system respirasi
Berbagai penyakit dan kelainan pada sistem respirasi dapat berakibat fatal. Saat ini telah dikembangkan berbagai cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
1. Intubasi endotrakea dan trakeostomi
Kedua cara ini dilakukan untuk menjaga agar trakea tetap terbuka. Intubasi endotrakea sering dilakukan terhadap pasien yang baru saja menjalani operasi. Caranya adalah dengan memasukan selang di dalam trakea. Cara lain yang sering dilakukan saat ini adaalah trakeostomi, yaitu dengan melubangi trakea. Trakeostomi umumnya dilakukan oleh ahli bedah untuk memasukan alat untuk mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus atau saluran pernapasan lain untuk meningkatkan kerja paru-paru.
2. Radiasi menggunakan sinar X
Penyinaran bagian dalam (rontgen) sering dilakukan untuk mendiagnosis penyakit alat pernapasan, misalnya kanker paru-paru. Cara kerja alat rontgen adalah sebagai berikut:
Pasien menarik napas dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film. Mesin rontgen berada sekitar 2 meter di belakang pasien. Sinar X akan menyinari bagian tubuh dari belakang, masuk melewati tubuh dan keluar di bagian depan. Metode ini disebut PA (Posterior ke anterior), merupakan metode yang umum dilakukan. Jika mesin ada di depan pasien sehingga sinar X masuk dari bagian depan dan keluar di bagian belakang, metodenya disebut AP (anterior ke posterior).
3. Respirator
Merupakan teknologi alat yang digunakan untuk membantu pernapasan terutama bagi orang yang dalam keadaan sulit bernapas ataupun pada saat operasi. Udara yang dihasilkan berupa Oksigen(O2).
4. Oxygen Generator
Oxygen Generator merupakan sebuah alat perawatan kecantikan berteknologi tinggi, fiturnya yang unik menyebabkan oksigen dapat terinfusi dengan kulit, sehingga memperlancar sirkulasi dan menghantarkan mineral-mineral penting dan vitamin kelapisan teratas dermis.
5. Respiratory Gas Analyzer
Menghitung kadar Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2), volum, dan temperature hasil respirasi.
http://madhina-oase.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
Komentar
Posting Komentar