Mengingat SD berarti mengingat kenangan indah yang telah mengantarkan menuju cita-cita. Di sana dibekali pendidikan karakter tanpa kurikulum 2013. Di sana kami semua berbeda, dan itu membuat kami yakin bahwa perbedaan itu benar-benar sebuah keindahan. Jika ada yang bilang itu hanya terjadi pada pelangi, maka kami adalah pelangi di bumi.
Kami angkatan pertama SDIT Salman Al Farisi, semacam kelinci percobaan kata orang kalau mendengar angkatan pertama. Kelinci percobaan yang berprestasi melampaui yang sudah berpengalaman. Kami diajar guru yang sebagian besarnya tanpa latar belakang pendidikan dan keagamaan. Tapi kalau diniatkan Islam dasarnya, pasti akan indah kan?
Semua begitu manis, sampai hadir kenyataan pedas beberapa tahun yang lalu bahwa kami tidak akan pernah bisa reuni lagi, entah sampai kapan, yang berarti mungkin selamanya. Dan kenyataan pahit juga, kabar beberapa hari sebelum kami ujian, kini kami tak lengkap lagi. Mudah-mudahan amal sahabat kita diterima di sisi Allah. Aamiin.
Masih terlalu menyakitkan sampai sekarang, jika melewati Klebengan, kulihat GOR mewah yang selalu kosong tegak dengan angkuh. Tetap berusaha kucari di utaranya, namun tentu saja tidak akan pernah kutemukan SD di sana. Aku masih tidak mau percaya, tapi kenyataan ini terlalu pedas ya? Mengapa pedas? Karena membangkitkan emosi.
Apalagi, saat mengisi registrasi masuk perguruan tinggi, dan ternyata ditanyakan alamat SD. Aku bingung, harus menjawab apa. Maka kujawab saja alamat yang lama. Di sanalah aku dulu bersekolah, masak ya kujawab dengan alamat yang sekarang? Dan gemas bukan main membaca berita yang sebenarnya sudah lama dan sebenarnya juga sudah tahu ini
http://www.radarjogja.co.id/component/content/article/2-utama/24732-gor-klebengan-ditarget-tuntas-juni-.html
Apalagi membaca ketikan dari hati ke hati ini
Sehubungan dengan (adanya project yg katanya dari APBN pdhal Pemda g tau....lucu ya....??) keberadaan SDIT SALMAN AL FARISI (SDIT SAF)yg berkedudukan d Klebengan sleman akan d relokasi secara "paksa", krn akan segera d bangun Gelora Remaja dengan nilai yg fantastis 9,9 M d ambil dari APBN.....
Ini menyangkut masa depan anak bangsa yg kelak juga akan jadi remaja & orang tua......
D SDIT SALMAN ini anak2 tumbuh & berkembang, memimba ilmu, belajar banyak hal dari alam, lingkungan, para ustadz&ustadzah bersama orang tua semua elemen&keluarga.Salman berusaha menyediakan lingkungan &suasana yg mendukung untuk tumbuh kembang anak.
Walaupun dengan kondisi yg cukup bagi kami pertumbuhan&perkembangan anak dari semua segi adalah tujuan kami..... anak2bisa mengekspresikan apa yg ada dlm diri mereka dengan tetap berada d koridor tarbiyatul islam. Akal, hati&motorik semua bersinergi untuk membangun anak bangsa yang berkarakter......
Dengan tiba2 tanpa sosialisasi datang beberapa orang membentangkan alat ukur, mengukur tanah dari berbagai arah.....padahal ananda sedang menuntut ilmu.... Apa&bagaimana perasaan mereka.....????? ada apa dengan sekolah kita.....???? mau d apakan sekolah kita Ustdz.....????? Begitulah kira2 pertanyaan yg terlontar dari mulut polos mereka....
Kami para guru& orang tua saja bingung bukan kepalang...... ada apa gerangan????
Audiensi dengan pihak terkait sudah kami lakukan dengan inisiatif dari kami.....untuk menanyakan apa sebetulnya yg akan d rencanakan untuk SAF.
Segala upaya&proses masih terus kami usahakan demi anak2.......
https://www.facebook.com/pages/Dukung-Salman-Al-Farisi-tetap-di-Klebengan-Sleman-Jogja/159816130716933?sk=info
Sepenting apasih, GOR itu harus dibangun? Memangnya tidak ada GOR lain? Memangnya tidak ada tempat lain? Dan memangnya sampai 9,9 M? Kelihatannya tidak istimewa tuh. Apalagi, GOR itu sampai sekarang belum pernah tampak terpakai. 9,9 M melayang mubadzir, ditambah perasaan terluka para siswa, guru, alumni, dan orang tua.
Apalagi ada orang tua yang berkomentar. Tapi ini konteksnya bercanda lhoh. Senyum dulu dong :D "Makanya, jangan melawan orang beriman. Mau nggusur SDIT, malah jadinya gagal nyalon ketum, ketahuan korupsi, nggak jadi mentri lagi, ;p Didoain kali ya sama guru-gurunya?"
Sampai saat ini, masih bercita-cita reuni lagi, tidak apalah tidak lengkap, naik pohon akasia, duduk di atas perosotan bekas TK yang teduh dan rindang, berlari-lari di lapangan, mengejar kawanan burung kecil, mengumpulkan belalang dan kupu-kupu, dan... bisa bebas keliling UGM keluar-masuk, nyobain kamar mandi, naik turun tangga, mencicipi lift, melewati bawah atau atas pagar, bermain di bawah pohon beringin, duduk-duduk di jembatan, lari-lari di GORnya, dan berjalan-jalan menyusuri Selokan Mataram.
Kapan lagi belajar di atas rumput, menggelar tikar atau karpet, sambil membawa gelas-gelas air, dan mengemil gorengan atau biskuit? Kapan lagi bisa beli bakso yang Enak, Murah, Halal, Aman, kapanpun mau, plus melihat prosesnya? Masihkah bisa bermain tanah, pasir, rumput, daun, tanpa alas kaki? Kapan lagi bisa naik pohon atau perosotan, menikmati sejuknya udara?
Semua tak akan pernah sama, tapi suatu saat nanti aku ingin membuat SD yang dilandasi Islam, dengan guru-guru dan murid-murid dari beraneka latar belakang, pohon-pohon akasia, perosotan besar, lapangan sepak bola, hutan kecil, belalang, burung kecil, kupu-kupu, dan... warung bakso yang Enak, Murah, Halal, Aman :D
Mudah-mudahan GOR tersebut, simbol "Menggusur Pendidikan Demi Olahraga" , dapat dimaksimalkan potensinya, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Masak sudah menyakiti banyak orang, mengeluarkan banyak uang, akhirnya mubadzir begitu saja?
Kami angkatan pertama SDIT Salman Al Farisi, semacam kelinci percobaan kata orang kalau mendengar angkatan pertama. Kelinci percobaan yang berprestasi melampaui yang sudah berpengalaman. Kami diajar guru yang sebagian besarnya tanpa latar belakang pendidikan dan keagamaan. Tapi kalau diniatkan Islam dasarnya, pasti akan indah kan?
Semua begitu manis, sampai hadir kenyataan pedas beberapa tahun yang lalu bahwa kami tidak akan pernah bisa reuni lagi, entah sampai kapan, yang berarti mungkin selamanya. Dan kenyataan pahit juga, kabar beberapa hari sebelum kami ujian, kini kami tak lengkap lagi. Mudah-mudahan amal sahabat kita diterima di sisi Allah. Aamiin.
Masih terlalu menyakitkan sampai sekarang, jika melewati Klebengan, kulihat GOR mewah yang selalu kosong tegak dengan angkuh. Tetap berusaha kucari di utaranya, namun tentu saja tidak akan pernah kutemukan SD di sana. Aku masih tidak mau percaya, tapi kenyataan ini terlalu pedas ya? Mengapa pedas? Karena membangkitkan emosi.
Apalagi, saat mengisi registrasi masuk perguruan tinggi, dan ternyata ditanyakan alamat SD. Aku bingung, harus menjawab apa. Maka kujawab saja alamat yang lama. Di sanalah aku dulu bersekolah, masak ya kujawab dengan alamat yang sekarang? Dan gemas bukan main membaca berita yang sebenarnya sudah lama dan sebenarnya juga sudah tahu ini
|
http://www.radarjogja.co.id/component/content/article/2-utama/24732-gor-klebengan-ditarget-tuntas-juni-.html
Apalagi membaca ketikan dari hati ke hati ini
Sehubungan dengan (adanya project yg katanya dari APBN pdhal Pemda g tau....lucu ya....??) keberadaan SDIT SALMAN AL FARISI (SDIT SAF)yg berkedudukan d Klebengan sleman akan d relokasi secara "paksa", krn akan segera d bangun Gelora Remaja dengan nilai yg fantastis 9,9 M d ambil dari APBN.....
Ini menyangkut masa depan anak bangsa yg kelak juga akan jadi remaja & orang tua......
D SDIT SALMAN ini anak2 tumbuh & berkembang, memimba ilmu, belajar banyak hal dari alam, lingkungan, para ustadz&ustadzah bersama orang tua semua elemen&keluarga.Salman berusaha menyediakan lingkungan &suasana yg mendukung untuk tumbuh kembang anak.
Walaupun dengan kondisi yg cukup bagi kami pertumbuhan&perkembangan anak dari semua segi adalah tujuan kami..... anak2bisa mengekspresikan apa yg ada dlm diri mereka dengan tetap berada d koridor tarbiyatul islam. Akal, hati&motorik semua bersinergi untuk membangun anak bangsa yang berkarakter......
Dengan tiba2 tanpa sosialisasi datang beberapa orang membentangkan alat ukur, mengukur tanah dari berbagai arah.....padahal ananda sedang menuntut ilmu.... Apa&bagaimana perasaan mereka.....????? ada apa dengan sekolah kita.....???? mau d apakan sekolah kita Ustdz.....????? Begitulah kira2 pertanyaan yg terlontar dari mulut polos mereka....
Kami para guru& orang tua saja bingung bukan kepalang...... ada apa gerangan????
Audiensi dengan pihak terkait sudah kami lakukan dengan inisiatif dari kami.....untuk menanyakan apa sebetulnya yg akan d rencanakan untuk SAF.
Segala upaya&proses masih terus kami usahakan demi anak2.......
https://www.facebook.com/pages/Dukung-Salman-Al-Farisi-tetap-di-Klebengan-Sleman-Jogja/159816130716933?sk=info
Sepenting apasih, GOR itu harus dibangun? Memangnya tidak ada GOR lain? Memangnya tidak ada tempat lain? Dan memangnya sampai 9,9 M? Kelihatannya tidak istimewa tuh. Apalagi, GOR itu sampai sekarang belum pernah tampak terpakai. 9,9 M melayang mubadzir, ditambah perasaan terluka para siswa, guru, alumni, dan orang tua.
Apalagi ada orang tua yang berkomentar. Tapi ini konteksnya bercanda lhoh. Senyum dulu dong :D "Makanya, jangan melawan orang beriman. Mau nggusur SDIT, malah jadinya gagal nyalon ketum, ketahuan korupsi, nggak jadi mentri lagi, ;p Didoain kali ya sama guru-gurunya?"
Sampai saat ini, masih bercita-cita reuni lagi, tidak apalah tidak lengkap, naik pohon akasia, duduk di atas perosotan bekas TK yang teduh dan rindang, berlari-lari di lapangan, mengejar kawanan burung kecil, mengumpulkan belalang dan kupu-kupu, dan... bisa bebas keliling UGM keluar-masuk, nyobain kamar mandi, naik turun tangga, mencicipi lift, melewati bawah atau atas pagar, bermain di bawah pohon beringin, duduk-duduk di jembatan, lari-lari di GORnya, dan berjalan-jalan menyusuri Selokan Mataram.
Kapan lagi belajar di atas rumput, menggelar tikar atau karpet, sambil membawa gelas-gelas air, dan mengemil gorengan atau biskuit? Kapan lagi bisa beli bakso yang Enak, Murah, Halal, Aman, kapanpun mau, plus melihat prosesnya? Masihkah bisa bermain tanah, pasir, rumput, daun, tanpa alas kaki? Kapan lagi bisa naik pohon atau perosotan, menikmati sejuknya udara?
Semua tak akan pernah sama, tapi suatu saat nanti aku ingin membuat SD yang dilandasi Islam, dengan guru-guru dan murid-murid dari beraneka latar belakang, pohon-pohon akasia, perosotan besar, lapangan sepak bola, hutan kecil, belalang, burung kecil, kupu-kupu, dan... warung bakso yang Enak, Murah, Halal, Aman :D
Mudah-mudahan GOR tersebut, simbol "Menggusur Pendidikan Demi Olahraga" , dapat dimaksimalkan potensinya, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Masak sudah menyakiti banyak orang, mengeluarkan banyak uang, akhirnya mubadzir begitu saja?
Komentar
Posting Komentar