Langsung ke konten utama

Duhai Shalihah, Kamu Menggemaskan :))))

Ukhti shalihah,jika harus berbicara tentangmu, sayang, apa yang yang harus kukatakan? Pakaianmu yang rapi, rok panjang, jilbab lebar berkibar-kibar. Ah, kamu imut sekali, kawan. Melihatmu, yang kusebut berpenampilan "bidadari surga banget". Kurang manis apa coba?

Tapi, aku minta maaf, atas tawaku padamu, atas canda yang aku lemparkan. Sungguh, itu bukan bermaksud meledek. Kau pasti tahu itu. Aku hanya peduli dan perhatian, lalu mengomentarimu. Daripada orang lain yang tidak kaukenal yang berkomentar? Ah, aku membayangkan salah tingkahmu yang menggemaskan ketika aku menegurmu.

Sayang, ah, kamu ini imut sekali. Kalem dan pemalu. Lucunya, ya, lucunya, aku melihat sesuatu dalam dirimu. Sesuatu yang lain. Ah, kamu bisa membalik masker dan slayermu. Tapi apa yang kautulis di media sosial, aku hanya bisa tersenyum lebar, nyaris tertawa.

Sayang, kamu ini di kampus jadi anak lembaga dakwah, tapi kamu jauh lebih jago bicara politik daripada aku, lebih keras menyimak pilpres daripada aku, yang katanya sih, anak lembaga mahasiswa. Katanya sih.

Kuingat lagi senyum malumu, tawa kalemmu, kamu, dengan gamis longgar dan jilbab lebar. Ah, kawan, dibalik semuanya, kamu orang yang cerdas, berwawasan, keras, berani, kuat, lhoh, ini bukan mengarah ke nomor urut tertentu kaya kamu ya, sumpah. Serius. Baru nyadar aku. Ah, sudahlah. Semoga kita bisa berjumpa lagi.

^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup