Aku tidak pernah tahu, seperti apa romantis itu. Ah, tentu saja karena aku terlalu muda. Terlalu kecil untuk tahu dan mengenal apa itu cinta. Yang aku tahu, cinta adalah apa yang dialami ayah dan ibu. Kalau menurut teorinya Stenberg, triangle of love, love = intimacy + passion + comitment.
Lalu, apa bentuk konketnya? Seperti apa yang bisa disebut cinta? Apakah ia adalah tebaran kata-kata manis yang tertabur begitu saja seperti dalam cerita? Ataukah ia peluk cium yang bisa dilakukan kapan saja di mana saja sepeti yang terlukis dalam layar kaca?
Tapi yang aku tahu, cinta jauh lebih sederhana daripada itu. Cinta itu, ketika ayah menjadikan dirinya tempat ibu bersandar, dan matanya basah mengetahui fisik ibu sedang tidak fit. Cinta itu, saat ibu memeluk ayah dan mengucapkan terima kasih. Cinta itu, ketika ayah dan ibu pergi berdua berboncengan, membeli buku "Sakinah Bersamamu".
Mungkin cinta itu seperti kisah di dalam buku itu. Cinta adalah jawaban atas pertanyaan seorang perempuan kepada suaminya, "Mengapa kita menikah, Bang?": Begitu tegas jawaban itu, begitulah cinta menjulang tegak: "Karena tanpamu, tak ada pernikahan bagiku."
Lalu buku itu kuletakkan jauh-jauh, tinggi-tinggi dari jangkauanku. Cover belakangnya aja semenggemaskan ini, ah, aku tidak mau membacanya dulu! Nanti aku bisa galau :)
Lalu, apa bentuk konketnya? Seperti apa yang bisa disebut cinta? Apakah ia adalah tebaran kata-kata manis yang tertabur begitu saja seperti dalam cerita? Ataukah ia peluk cium yang bisa dilakukan kapan saja di mana saja sepeti yang terlukis dalam layar kaca?
Tapi yang aku tahu, cinta jauh lebih sederhana daripada itu. Cinta itu, ketika ayah menjadikan dirinya tempat ibu bersandar, dan matanya basah mengetahui fisik ibu sedang tidak fit. Cinta itu, saat ibu memeluk ayah dan mengucapkan terima kasih. Cinta itu, ketika ayah dan ibu pergi berdua berboncengan, membeli buku "Sakinah Bersamamu".
Mungkin cinta itu seperti kisah di dalam buku itu. Cinta adalah jawaban atas pertanyaan seorang perempuan kepada suaminya, "Mengapa kita menikah, Bang?": Begitu tegas jawaban itu, begitulah cinta menjulang tegak: "Karena tanpamu, tak ada pernikahan bagiku."
Lalu buku itu kuletakkan jauh-jauh, tinggi-tinggi dari jangkauanku. Cover belakangnya aja semenggemaskan ini, ah, aku tidak mau membacanya dulu! Nanti aku bisa galau :)
Komentar
Posting Komentar