Sesosok tubuh itu berjalan tenang. Ia melangkah ringan dan sampai di depan sebuah ruangan. Dia berjongkok. Tangan kirinya menyelip di antara celah bawah pintu dan meraba-raba mencari sesuatu. Sedetik kemudian tangan itu sudah menggenggam kunci logam dan memasukkannya ke lubang kunci.
Cekrek. Cekrek.
Kunci diputar dua kali. Lalu tangannya meraih gagang pintu dan membukanya. Pintu terbuka diiringi suara gesekan. Pintu itu sudah terlalu tua meski masih tampak bagus.
Ruangan itu gelap total sebelum ia menyalakan lampu. Begitu lampu menyala, tampaklah ruangan kecil yang penuh dengan barang-barang. Dia mematikan lampu kembali, lalu menutup pintu dan menguncinya. Ia memasukkan kunci itu ke kantongnya dan mengambil hpnya. Dengan cahaya hp yang sudah ia redupkan, ia menyisir ruangan.
Rupanya tidak sulit untuk menemukan apa yang ia cari. Itu karena ruangan itu sangat rapi seperti habis dibereskan. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, ia memasukkannya ke dalam ransel yang dipakainya. Dengan santai, ia meninggalkan tempat itu dalam kondisi sama dengan sebelumnya.
Cekrek. Cekrek.
Kunci diputar dua kali. Lalu tangannya meraih gagang pintu dan membukanya. Pintu terbuka diiringi suara gesekan. Pintu itu sudah terlalu tua meski masih tampak bagus.
Ruangan itu gelap total sebelum ia menyalakan lampu. Begitu lampu menyala, tampaklah ruangan kecil yang penuh dengan barang-barang. Dia mematikan lampu kembali, lalu menutup pintu dan menguncinya. Ia memasukkan kunci itu ke kantongnya dan mengambil hpnya. Dengan cahaya hp yang sudah ia redupkan, ia menyisir ruangan.
Rupanya tidak sulit untuk menemukan apa yang ia cari. Itu karena ruangan itu sangat rapi seperti habis dibereskan. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, ia memasukkannya ke dalam ransel yang dipakainya. Dengan santai, ia meninggalkan tempat itu dalam kondisi sama dengan sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar