Sempat beberapa hari ketika SMA, aku ingin menjadi dokter. Menyembuhkan luka, menyelamatkan jiwa, merawat kehidupan, menolong yang membutuhkan. Aku lihat menjadi dokter adalah berbakti, berbagi, berarti, bermanfaat, mengabdi, manis sekali. Aku ingin jadi relawan internasional, tim penolong pertama dalam setiap luka di seluruh dunia. Aku ingin jadi orang berguna, banyak pahalanya, dan masuk surga.
Hebat para dokter itu, lebih efektif bila berdakwah. Bisa melarang rokok, miras, narkoba, pergaulan bebas, dan sebagainya. Relatif lebih didengar daripada slogan-slogan. Hanya bicara "Mau sembuh tidak?" "Anda beresiko sekali terkena AIDS!" orang lebih takut, lebih yakin.
Tapi aku tidak bercita-cita jadi dokter. Aku tahu kelebihan-kelebihanku dan kekurangan-kekuranganku.
Hebat para dokter itu, lebih efektif bila berdakwah. Bisa melarang rokok, miras, narkoba, pergaulan bebas, dan sebagainya. Relatif lebih didengar daripada slogan-slogan. Hanya bicara "Mau sembuh tidak?" "Anda beresiko sekali terkena AIDS!" orang lebih takut, lebih yakin.
Tapi aku tidak bercita-cita jadi dokter. Aku tahu kelebihan-kelebihanku dan kekurangan-kekuranganku.
Komentar
Posting Komentar