Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Untuk 51 Jiwa

Mereka datang menghadap-Mu Ke rumah-Mu Mengingat-Mu Menyebut nama-Mu Lalu Engkau panggil ke sisi-Mu Apalah rahasianya Hingga mereka begitu taqwa Dalam ruang-ruang yang tak terlihat mata Dalam hati dan pikiran yang tak terindra Dalam waktu-waktu saat hanya dengan-Mu berdua Hingga Engkau mencintai mereka Sebegitu rupa Allah, izinkan aku Memiliki cukup waktu Untuk terus mendekat pada-Mu Sampai selekat itu

Anak Abi

⁣ "Kalau menurut Iffah, tema adab pergaulan dalam Islam itu isinya apa?" tanya abi pagi itu sambil membuat tayangan presentasi. ⁣ ⁣ "Hmm... nggak boleh berprasangka, rendah hati, tolong menolong, saling menasehati," jawabku, sambil dalam pikiran mengabsen topik mainstream semacam ikhtilat, khalwat, hijab, ghaudul bashar, dll dsb yang sering ada di akun-akun dakwah. ⁣ ⁣ Aku tidak tahu apakah pertanyaan itu tes atau apa, apakah abi kecewa atau bangga mendengar jawabannya. Tapi kemudian abi menimpali, "Iya, kan? Abi kemarin dikirimi tema itu, terus abi bales kayak gitu. Malah dibales, tapi tolong ditambahi materi adab pergaulan dalam Islam ya Pak." Kami berdua tertawa. ⁣ ⁣ "Kok kita bisa sehati gini sih, Bi?" ucapku masih tertawa. ⁣ ⁣ "Abi tahu sih maksudnya materi yang diminta kayak apa," lanjut abi cengengesan. ⁣ ⁣ Emang ya, aku ini anaknya abi.

Antara Bersyariah dan Manusiawi: Berbanding, Bertanding, Atau Bersanding?

"NKRI Bersyariah ATAU Ruang Publik yang Manusiawi?" Begitulah Denny JA menuliskan judul artikelnya yang harus dikupas dalam lomba menulis kebangsaan. Saya sama terkejut dan bingungnya dengan Anda tatkala membaca judul yang sangat 'berani' tersebut. Apalagi dengan menggunakan huruf kapital pada kata 'atau', judul itu tidak hanya membandingkan, tapi menandingkan syariat Islam dengan kemanusiaan. Lebih 'berani'nya lagi, menjadikannya sebagai tulisan untuk diulas dalam lomba KEBANGSAAN. Seperti apa argumen yang Denny JA sajikan untuk menyatakan bahwa ajaran agama yang bervisi menyempurnakan akhlaq dan menjadi rahmat bagi semesta alam tidak manusiawi?  Anda bisa membaca artikel lengkapnya di laman Persatuan Wartawan Indonesia, halaman Facebook Denny JA, atau Anda bisa membaca ringkasannya di sini. Pada awal artikel, Denny JA menyebut nama Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sering membawa narasi NKRI bersyariah. Namun narasi hanya sebatas narasi. HRS tidak per

Berterimakasih Atas Kesempatan

Saya mensyukuri 22 tahun yang terlewati. Saya bersyukur lahir dari orang tua yang terbiasa sibuk. Sampai usia ini, mereka masih sehat wal afiat dan jauh lebih enerjik dari anak-anaknya. Saya bersyukur lahir menjadi anak sulung. Tempat orang tua bercerita, bertanya, dan berdiskusi. Saya bersyukur atas semua pengalaman. Pengalaman menyenangkan yang membuat berulang-ulang mengenang. Juga pengalaman tidak menyenangkan yang menjadi pelajaran. Saya mensyukuri setiap keputusan yang tidak mungkin diralat. Waktu tidak akan pernah bisa berhenti atau diulang, dan bahkan hal paling bodoh yang saya lakukan mungkin jauh lebih baik daripada terlambat menyadari kalau itu salah dan melakukannya di masa depan. Saya mensyukuri setiap kejadian. Termasuk saat bencana terjadi, gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Saya bersyukur karena keluarga kami lebih dari baik-baik saja. Ummi dan adik memang trauma. Tapi alhamdulillah kami punya kesempatan untuk berbuat baik lebih banyak. Waktu gempa bumi terjadi, s