Langsung ke konten utama

Mau-Maunya Dikuping

Heran bener, ada orang-orang yang mau dikuping dengan alasan tidak salah. Tolong ya, tolong, kalo nggak salah, ngapain dikuping?

Asik ya, mimpin negara yang nguping orang sedunia. Asik iyaa? Kalo nggak jahat, kenapa merasa perlu tahu apa yang semua orang lakukan?

Plis, presiden yang kepilih tahun depan harus keren. Tahun ini seluruh dunia disadap negara sono. Mulai tahun depan tuh negara disadap sama presiden yang baru. Gimana?

Menlu tahun depan juga harus keren, minimal doktor, maksimal 40 tahun. Biar membara, berapi-api. Nggak penasaran po pengen kayak negara sono ngatur2 orang sedunia? Padahal urusan kesejahteraan warganya aja nggak beres. Kalo ada apa2 di mana pun pasti dimintai komentar. Asik ya? Mau dong.

Pemimpin tahun depan harus laki tapi nggak kayak iklan. Jangan golput yah, awas kalo pada golput teus yang kepilih jelek. Jadi ini tipsnya: cari yang paling jelek, lalu pilih musuhnya. Hahah. Materinya gitu.

Cita-citaku buat Indonesia selalu sama dengan semuanya: Selalu dipuja-puja bangsa.

Coba kalo aku nguping semua yang kamu komunikasikan ke orang lain. Pengen nyuapin pake sendal jepit kan? Nggak mau temenan lagi kan? Tolong ya olong, kita nggak sekonyol orang yang percaya dan mendukung orang yang sama sekali nggak percaya sama dia.

Aku percaya sama orang tuaku. Kalo disuruh ngeprinin tapi rahasia ya nggak takbaca. Orang tuaku percaya sama aku. Kalo aku bilang mau pergi tapi rahasia ya udah nggak ditanya lagi. Itu karena cinta, kami saling percaya. Percaya itu berarti tidak saling mengepo rahasia.

Ya itulah notulen sebagian diskusi bersama orang tua tadi malam. Diskusi sama orang tua itu asik lhoh :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Angka 100

Di usia blog yang sudah 100 post ini, mungkin bisa terbilang bagus lah. Memasuki bulan ke-10, post ke-100, dengan 795 pengunjung. Termasuk bagus untuk ukuran orang seperti saya :) Buat banyak orang, 100 melambangkan kesempurnaan. Melambangkan kepenuhan, kepadatan, kepastian, kecukupan. Buat pelajar, 100 adalah nilai maksimal yang sempurna tanpa cela sedikit pun. Dalam prosentase, 100% menunjukkan sepenuhnya, kepastian, keseluruhan. Tapi bagi blogger, 100 postingan bukan angka yang sempurna. Masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan. Apalagi dalam keuangan. 100, terutama 100 rupiah adalah jumlah yang sangat sedikit. Walaupun untuk beberapa mata uang lain termasuk banyak. Tapi tidak ada kata puas dalam mengejar uang bukan? "Ini adalah postingan saya yang ke-100!" Sebuah titik tolak untuk mengembangkan blog ini. :| Blog ini tentunya masih berantakan sekali. :) Tadi waktu liat udah bikin 99 post jadi nemu inspirasi baru buat ngetik ini. Entah kenapa, mungkin post yang ke-100

Egosentrisme dan Sudut Pengambilan Gambar

Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan sensori-motori (sekitar usia 2-6 tahun). Contohnya, anak itu belum bisa memahami kalau keempat gambar ini memiliki objek yang sama. [dari buku Santrock, Life Span Development. Teorinya Piaget] Orang dewasa yang secara teori perkembangan seharusnya sudah tidak egosentris, tentu tahu bahwa suatu realita yang sama bisa ditampilkan dengan beberapa cara yang berbeda. Saya sedang tertarik dengan foto demo. Di sini saya membantah kata-kata seorang teman yang saya sayang "yang tertarik buat ngelirik aksi cuma 'anak aksi' juga". Saya bukan anak aksi tapi saya suka pengen tau sama orang aksi. Kan kadang ada aksi yang nggak jelas pesan yang disampaikan itu apa. Bukannya aksi itu salah satu tujuannya juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang persoalan itu ya? Lah kalo udah teriak-teriak, bawa banyak atribut, udah ada massa aksi yang dandan juga, tapi saya yang cukup

TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi

ASMA KARIMAH TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negrinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi . Sementara Kartini sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya. Penerbit Hanifah buku muslimah dan keluarga Daftar Pustaka : Asma Karimah, TRAGEDI KARTINI Sebuah Pertarungan Ideologi . Penerbit Hanifah, 1994 (cetakan kelima).